Total Tayangan Halaman

Sabtu, 14 Januari 2012

Paprika II______2


BUDIDAYA PAPRIKA 2

PAPRIKA

ASPEK PRODUKSI
PROSES PRODUKSI
1. Persiapan Greenhouse
Persiapan greenhouse meliputi sanitasi dan sterilisasi. Sanitasi dilakukan dengan membuang sisa tanaman yang masih ada didalam greenhouse. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan penularan penyakit dan hama yang ada pada sisa tanaman itu.
Foto 4.2.Sterilisasi Greenhouse
Sterilisasi greenhouse dilakukan dengan menggunakan bahan kimia seperti Lysol dan Formalin untuk membunuh bibit penyakit yang dapat menyerang tanaman paprika. Untuk musim tanam berikutnya, dilakukan penggantian plastik mulsa greenhouse yang berfungsi untuk menjaga kelembaban daerah sekitar perakaran tanaman paprika.
2. Pembibitan
Benih paprika sebelum ditanam di dalam greenhouse disemai dahulu agar lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan tanam nanti. Teknis pembibitan paprika adalah sebagai berikut :
  • Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama 30 menit.
  • Media tanam berupa arang sekam atau rockwool dibasahi dengan air bersih dan dipastikan agar media basah sampai merata dan dibiarkan sesaat agar air siraman yang berlebihan menetes.
  • Apabila menggunakan media Rockwool, dibuat lubang kecil pada Rockwool dan apabila menggunakan arang sekam dibuat garitan kecil yang saling berpotongan pada sekam dengan jarak + 2 x 2 cm.
  • Benih diletakkan satu persatu pada setiap lubang dengan posisi calon lembaga (titik tumbuh) menghadap ke bawah ± 0,5 cm dengan menggunakan pinset, setelah semua benih disemai kemudian tutup dengan plastik mulsa.
  • Benih-benih tersebut ditaruh dilemari semai (germnation chamber) dengan suhu optimal 20-25 ÂșC dan RH 70%-90%. Suhu dan RH dapat diatur dengan cara memasang lampu jika suhu rendah dan jika kelembaban rendah semprotkan air ke dalam lemari semai dengan menggunakan hand sprayer.
  • Benih akan berkecambah dalam waktu ± 7 hari, plastik mulsa dibuka kemudian bibit dipindahkan ke tempat yang ada sinar dengan tetap menjaga suhu dan kelembaban.
  • Bibit dengan kotiledon tumbuh sempurna, dipindahkan ke polybag 15 x 15 cm yang telah dibasahi dengan larutan nutrisi dengan EC 1,5 mS/cm dan pH 5,5.
  • Pemeliharaan di persemaian/pembibitan meliputi penyiraman 1-2 kali sehari (tergantung cuaca, fase pertumbuhan bibit, dan media yang digunakan), pengendalian hama dan penyakit selama di nursery misalnya Trips, Mite, Leaf miner, rebah kecambah dll) dan yang tak kalah pentingnya adalah pengaturan kembali jarak antar tanam agar daun tanaman tidak saling menutupi.
  • Bibit siap ditanam ke greenhouse produksi setelah berumur ± 21-30 hari di polybag atau sudah berdaun ± 5 helai.
Foto 4.3. Persemaian Paprika
3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan memindahkan bibit yang telah berumur + 21-30 hari pada media tanam yang lebih besar yang telah disusun di dalam greenhouse. Media yang digunakan untuk penanaman ini adalah arang sekam. Pemindahan tanaman dilakukan dengan cara :
  • Bibit diletakkan di sisi polybag untuk penyesuaian cuaca.
  • Media tanam disiram sampai basah dengan larutan hara sebanyak 2 liter.
  • Regulating stick dicabut dan dikeluarkan dari media.
  • Bagian tengah media dilubangi dan tambahkan karbofuram 1 g/polybag.
  • Bibit disiram dan dikeluarkan beserta medianya dengan cara membalikkan polybag bibit sambil menyangga bibit dengan tangan.
  • Bibit dimasukkan ke lubang tanam, dan media dirapatkan di sekitar batang.
  • Regulating stick dipasang kembali.
Foto 4.4. Penanaman Paprika
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman paprika meliputi pemupukan, pengajiran, pemangkasan, penjarangan buah, dan pengendalian hama dan penyakit.
Pemupukan dilakukan bersamaan dengan penyiramaan/irigasi. Pupuk dilarutkan dalam air kemudian ditampung di dalam tangki air untuk irigasi tetes. Frekuensi pemberian pupuk ini tergantung pada kondisi cuaca dan umur tanaman. Pada kondisi cuaca panas, pemberian pupuk dilakukan lebih sering untuk menjaga supaya tanaman tidak layu. Waktu pemberian pupuk dilakukan pada pukul 8:00, 10:00, 12:00, 14:00, dan 16:00 dengan lama tiap pemberian selama 2 menit.
Terdapat 2 sistem irigasi pada hidroponik paprika di Kabupaten Bandung. Sistem irigasi pertama menggunakan metode penyiraman tanaman satu per satu menggunakan selang. Sistem irigasi kedua menggunakan irigasi tetes dimana pada masing-masing polybag tanaman dipasang pipa kecil yang terhubung dengan tangki penyimpanan air. Dengan irigasi tetes penyiraman tanaman dilakukan sekaligus pada seluruh tanaman pada waktu yang bersamaan. Skema irigasi tetes dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Pada tanaman yang masih muda larutan pupuk diberikan sebanyak 0,5 liter per pohon dan pada tanaman dewasa diberikan sebanyak 1,2 liter per pohon. Salah satu sistem irigasi yang digunakan petani paprika di Kabupaten Bandung menggunakan sistem irigasi tetes. Pada sistem irigasi tetes ini, selain seluruh polybag tanaman mendapat penyiraman yang bersamaan, volume penyiraman lebih terkontrol sehingga lebih efisien dalam hal waktu dan volume penyiraman.
Gambar 4.2. Skema Irigasi Tetes pada Sistem Hidroponik
Foto 4.5. Pengajiran
Pengajiran dilakukan dengan melilitkan benang pada tanaman paprika untuk menopang tanaman paprika. Dengan penopangan tanaman akan diperoleh bentuk tanaman yang sesuai dengan kegiatan produksi secara maksimal, terutama dalam efisiensi lahan. Pengajiran dilakukan pada tanaman yang berumur 2 minggu setelah tanam.
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tanaman sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman maksimal. Pemangkasan ini meliputi pemangkasan cabang dan tunas (pewiwilan), pemangkasan daun dan pemangkasan bunga.
  • Pemangkasan cabang dan tunas dilakukan dengan mengatur dan mengurangi cabang dan tunas di ketiak daun sehingga hanya ada 2 cabang utama. Pemangkasan ini dilakukan sampai bunga yang dipelihara tumbuh dan mekar.
  • Pemangkasan daun dilakukan dengan membuang semua daun pada batang utama, daun yang tua dan sakit serta daun yang terlalu rimbun.
  • Pemangkasan bunga dilakukan sampai tanaman berusia 4 minggu setelah tanam. Bunga yang muncul sebelum 4 minggu setelah tanam dibuang. Dari satu ketiak daun sebaiknya hanya dipelihara 1 bunga agar buah yang dihasilkan besar dan berkualitas.
Gambar 4.3. Tanaman Paprika Hasil Pemangkasan
Foto 4.6. Pemeliharaan Paprika
Salah satu kendala dalam pertanian yang menggunakan sistem monokultur adalah penyebaran penyakit dan hama yang sangat cepat jika tidak segera ditangani. Untuk mencegah penyebaran penyakit dan hama, dilakukan tindakan seperti pengamatan dini pada serangan hama dan penyakit, membuang dan membakar tanaman yang terkena serangan dan penyemprotan pestisida.
5. Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan beberapa hal seperti waktu dan cara pemanenan. Berdasarkan waktu, pemanenan dibagi menjadi 2, yaitu panen buah matang hijau dan panen buah matang berwarna (merah, kuning, orange).
Penggolongan ini disesuaikan dengan permintaan pasar dan harga jual. Pada saat pemetikan harus diusahakan agar tidak merusak ranting atau tanaman yang masih muda. Buah paprika sebaiknya dipanen beserta tangkai buahnya dengan menggunakan gunting atau pisau tajam. Diusahakan agar tangkai buah tidak terlepas dari buah atau tertinggal di cabang tanaman karena buah akan mudah terserang patogen.
Foto 4.7. Pemanenan Paprika
6. Pascapanen
Pada tahap pascapanen, buah paprika yang telah dipanen dicuci. Pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan sisa pestisida yang ada pada buah paprika. Selain itu, pencucian ini juga bertujuan untuk menurunkan panas lapang buah sehingga transpirasi buah menurun. Setelah dilakukan pencucian, buah paprika kemudian disortasi dan digrading.

Tanaman Paparika (4)

Maret 13, 2008 · Tidak ada Komentar

Di Indonesia, tanaman paprika mulai dibudidayakan pada sekitar tahun 1990-an dan dewasa ini Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu pusat pertanaman paprika di Indonesia (Prabaningrum et al. 2002). Tanaman paprika tersebut dibudidayakan di dalam rumah plastik (rumah kasa). Ada sebelas varietas paprika yang dibudidayakan oleh petani tetapi hanya dua varietas yang paling dominan yaitu Spartacus dan Edison yaitu sebesar 82%. Kedua varietas paprika ini banyak dibudidayakan oleh petani karena pertumbuhan dan hasilnya yang baik, disamping itu bentuk dan ukuran buah dari kedua varietas paprika tersebut mudah untuk dijual di pasr lokal maupun ekspor. Kisaran daya hasil kedua varietas paprika tersebut adalah 1,5-3 kg per tanaman.
Dari hasil survei yang dilaksanakan oleh Gunadi et al. (2003) diketahui bahwa pada umumnya petani responden menggunakan populasi tiga tanaman per meter persegi (59%), tetapi beberapa petani responden mencoba menanam lebih tanaman per meter persegi yaitu empat tanaman per meter persegi (41%). Efisiensi penggunaan pestisida dan nutrisi merupakan alasan petani responden untuk menanam lebih dari banyak tanaman per meter persegi. Hasil survei juga menunjukkan bahwa dari keseluruhan total biaya produksi tanaman paprika, ternyata alokasi biaya untuk nutrisi mendominasi biaya produksi secara keseluruhan. Biaya untuk nutrisi adalah 35,2% dari biaya total produksi secara keseluruhan, diikuti oleh biaya tenaga kerja yaitu sebesar 25% dari biaya total produksi secara keseluruhan. Biaya untuk pestisida, benih atau bibit dan media tanam berturut-turut hanya sebesar 20,5, 10,6 dan 8,6 % dari biaya total produksi secara keseluruhan.
Hasil tanaman paprika di negara Belanda dapat mencapi 25-30 kg per meter persegi dengan periode pertumbuhan selama 12 bulan (Gunadi 2006). Di Indonesia hasil tanaman paprika yang dapat dicapai di Balai Penelitian Tanaman Sayuran adalah 8-9 kg per meter persegi dengan periode pertumbuhan selma 7 bulan (Gunadi et al.2005). Hasil paprika di Indonesia yang relatif masih rendah masih dapat ditingkatkan kembali dengan teknik budidaya yang sesuai dengan kondisi tropis di Indonesia.

Tanaman Paprika (3)

Maret 13, 2008 · Tidak ada Komentar

Produksi tanaman paprika di Belanda dari tahun ke tahun terus meningkat. Demikian pula, keuntungan bersih yang diperoleh dari penanaman paprika di Belanda terus meningkat yang disebabkan oleh harga komoditas paprika yang terus menerus meningkat pula.
Komoditas paprika pada umumnya dibedakan menurut bentuk, warna dan ukuran. Pada umumnya bentuk paprika dibagi menjadi dua bentuk, yaitu dengan dua bentuk blok (blocky) atau lonceng (bell) dan yang berbentuk lonjong (lamujo) (Hadinata 2004).
Dari segi warna, paprika dibedakan menurut empat warna utama yaitu merah, hijau, kuning, dan orange. Selain dari bentuk dan warna,
harga jual buah paprika ditentukan pula oleh ukuran buah. Pada umumnya ukuran buah dibedakan menjadi empat katagori yaitu (Hadianata 204):
1. Kecil, diameter buah 6,5-8 cm, bobot buah 120-160 gram.
2. Sedang, diameter buah 7,5-9,5 cm, bobot buah 160-200 gram.
3. Besar, daimeter buah 9-11 cm, bobot buah 200-250 gram.
4. Sangat besar, diameter buah >11 cm, bobot buah >250 gram.

Tanaman Paprika (2)

Pada umumnya, tanaman paprika yang dibudidayakan di bawah naungan (protected cultivation) menggunkan kultivar indeterminate dimana tanaman secara bertahap dan terus menerus tumbuh dan berkembang membentuk daun, batang, bunga dan buah yang baru. Sebagai perbandingan, kultivar paprika yang dibudidayakan di lahan terbuka (open field) adalah kultivar determinate dimana tanaman tumbuh sampai mencapai ukuran tertentu, kemudian menghasilkan buah,lalu tumbuh dan akhirnya tanaman mati. Pada saat ini, budidaya tanaman paprika di lahan terbuka dengan menggunakan kultivar determinate tidak berkembang seperti budidaya tanaman paprika di bawah naungan yang menggunkan kultivar inderteminate.
Kultivar indeterminate memerlukan pemangkasan (pruning) untuk mempertahankan pertumbuhannya. Dalam rangka untuk mengoptimalkan hasil tanaman paprika pada budidaya tanaman paprika dibawah naungan, keseimbangan antara pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) dan generatif (bunga dan buah) harus dipelihara dan diperahankan (Alberta 2004).

Tanaman Paprika (1)

Pada saat ini, tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L.) merupakan salah satu komoditas penting yang dibudidayakan dibawah naungan (protected cultivation). Tanaman paprika berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan dimana banyak spesies telah dibudidayakan beratus tahun sebelum Coloumbus mendarat di benua tersebut (Alberta 2004; Wein 1997). Penanaman paprika menyebar ke Eropa dan Asia setelah tahun 1500-an. Pada awal penyebaran di Eropa, tanaman paprika dibudidayakan dilahan terbuka (out dor) (Van Winden 1988). Walaupun termasuk tanaman tahunan, paprika dibudidayakan sebagai tanaman setahun didaerah beriklim temperata, tetapi di daerah tropis tanaman tersebut kemungkinan akan tumbuh dan memberikan hasil selama lebih dari beberapa tahun Wien 1997).
Dalam klasifikasi tumbuhan, paprika dimasukkan ke dalam famili Solanaceae. Daunnya berukuran lebar dan berwarna hijau tua. Bentuk buah paprika mirip lonceng, sehingga dinamakan bell pepper. Meskipun aroma buah paprika pedas menusuk, namun rasanya tidak pedas, bahkan cenderung manis, sehingga disebut sweet pepper. Paprika membutuhkan kondisi tertentu untuk pertumbuhannya, yaitu suhu 24-30 celcius pada siang hari dan 9-12 celcius pada malam hari. Meskipun demikian, tanaman itu masih dapt bertahan pada suhu 38 celcius (Hartz 2002). Di Indonesia, tanaman itu cocok ditanam pada dataran tinggi yang bersuhu 16-25 celcius (Prihmantoro dan Indriani 2000).
Buah paprika mengandung sedikkit, protein, lemak dan gula, tatapi mengandung banyak karoten dan sebagai sumber vitamin C (sampai 340 mg/100 g buah segar). Jika dibandingkan dengan buah jeruk yang mengandung vitamin C sekitar 146 mg/100 g, maka kandungan vitamin C pada paprka jauh lebih tinggi daripada buah jeruk (Morgan dan Lennard 2000). Pada umumnya paprika digunakan sebagai bumbu penyedap atau bahan masakan, selain itu juga digunakan sebagai zat pewarna makanan. Antosianin yang terkandung dalam paprika merupakan zat pewarna makanan yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan pewarna makanan yang berasal dari sumber lain, yaitu lebih tahan suhu tinggi dan stabil pada kisaran PH lebar yaitu 1 sampai 9 (Hartuti 2004).

Prolog Tanaman Paprika

Di Indonesia, tanaman paprika mulai dibudidayakan sejak tahun 1990-an. Pada awalnya pengembangannya paprika ditanam di lahan terbuka, tatapi kini telah dikembangkan secara hidroponik di rumah kasa atau plastik. Produksi buah paprika selain untuk memenuhi pasar dalam negeri (hotel berbintang, pasar swalayan, rumah makan internasional, pasr tradisional, dll.) juga untuk memenuhi pasar ekspor.Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi, yang sebagian besar hasil panennya diekspor ke luar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar