MAKALAH
Organisme Penggangu Tanaman
Bruchus chinensis
( Callosobruchus chinensis)
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA :
SAIFUL MAHDI
SAFRIDAINI
FITRIYANI
BULQAINI
RAHMADSULFI

FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Makalah ini membahas mengenai pemanfaatan biofertilizer atau pupuk hayati dalam system pertanian organik. Dalam pertanian organic yang tidak menggunakan input berupa pupuk kimia buatan dan pestisida, penyediaan hara bagi tanaman dapat dibantu dengan pemanfaatan beberapa jenis mikroba tanah sebagai biofertilizer. Pemanfaatan biofertilizer ini akan menguntungkan bagi tanaman dan tidak akan mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia.
Penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini dan untuk lebih menyempurnakan makalah ini saran dan kritik yang sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati.
BANDA ACEH , , 2009
Penulis
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan biodiversitas, terutama keanekaan hewan, tanaman, dan mikroba. Keanekaan mikroba ternyata jauh lebih luas daripada keanekaan hewan dan tanaman. Hanya karena kurang adanya paparan yang cukup mengenai dunia mikroba, kebanyakan para pakar ilmu pengetahuan alam kurang memberi perhatian atau bahkan tidak menyadari peranan yang luar biasa dari jasad yang tak kasat mata tersebut terhadap berbagai bidang kehidupan manusia.Mikroba simbiotik baik berupa bakteri ataupun fungi merupakan contoh mikroba yang prospektif di bidang pertanian dan kehutanan. Sejumlah mikroba simbiotik seperti Rhizobium, mikoriza, ganggang hijau biru, bakteri endofitik diazotrof, dan frankia, dikenal luas peranannya sebagai biofertilizer yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk sintetik, sehingga sangat menunjang sistem pertanian yang berwawasan lingkungan.Berbagai bakteri penambat nitrogen telah banyak diisolasi dari rhizosfer dan rhizoplane tanaman non-Leguminosae Namun, efisiensi penambatan N2 yang dimiliki rendah dibandingkan dengan bakteri diazotrof endofit. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan fotosintat bagi bakteri rhizosfer maupun rhizoplane yang terbatas. Sebaliknya pada bakteri diazotrof endofitik, tanaman secara langsung menyediakan fotosintat sebagai nutrisi bagi pertumbuhan bakteri, dan juga menyediakan lingkungan dengan kadar oksigen rendah, sehingga memacu ekspresi enzim nitrogenase. Selain itu, bakteri endofit juga tidak harus berkompetisi dengan mikroba tanah yang lain untuk mendapatkan eksudat akar untuk kelangsungan hidupnya
Bakteri dan juga fungi yang dikenal sebagai mikroba perombak bahan organik dapat mempercepat proses perombakan limbah padat pertanian menjadi unsur yang lebih sederhana, sehingga mudah diserap oleh tanaman. Apabila mikroba perombak bahan organik ini dikembangbiakkan, maka hasil dekomposisi yang berupa kompos dapat Di samping itu, beberapa jenis bakdikembalikan ke lapang sebagai pupuk organik yang dapat mempertahankan status bahan organik tanah agar tetap tinggi.Mengingat besarnya peran beberapa jenis mikroba di atas, maka keberadaan mikroba tersebut perlu dikonservasi dalam bentuk koleksi kultur. Koleksi kultur mikroba memberikan jaminan bahwa mikroba yang telah dideskripsikan tersimpan dengan amak dan baik, sehingga tersedia setiap saat untuk keperluan generasi sekarang Dan masa mendatang.
PENGERTIAN :
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tembat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tembat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan
BEBERAPA BIOFERTILIZER DAN MANFAATNYA
Dari segi fungsi dan manfaatnya bagi manusia terutama pada bidang pertanian, mikroorganisme tanah dapat di kelompokkan menjadi mikroorganisme yang merugikan ( seperti virus, jamur, bakteri dan nematode pengganggu tanaman yang bertindak sebagai hama atau penyakit), dan mikroorganisme yang bermanfaat yaitu sejumlah jamur dan bakteri yang karena kemampuannya melaksanakan fungsi metabolisme menguntungkan bagi pertumbuhan dan produksi tanaman. Mikroorganisme yang menguntungkan ini dapat di kategorikan sebagai biofertilizer( pupuk hayati ). Secara garis besar fungsi menguntunkan tersebut dapat di bagi menjadi sebagai berikut.
· Penyedia hara
· Peningkat ketersediaan hara
· Pengontrol organisme penggangu tanaman
· Pengurai bahan organic dan pembentuk humus
· Pemantap agregat tanah
· Perombak persenyawaan agrokimia
BAKTERI RHIZOBIUM
Bakteri rizhobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman. Bila bersimbiosis dengan tanaman legume, kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya. Rhizobium hanya dapat memfiksasi unsur nitrogen atmosfer bila berada di dalam bintil akar dari mitra legumnya. Peranan rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan masalah ketersedian nitrogen bagi tanaman inangnya.
Suatu pigmen merah yang disebut leghemeglobin di jumpai dalam bintil akar antara bakteroid dan selubung membran yg mengelilinginya. Jumlahleghemeglobin didalam bintil akar memiliki hubungan langsung dengan jumlah nitrogen yg di fiksasi.
Rhizobium yg berasosiasi dengan tanaman legum mampu memfiksasi 100-300 kg N/ha dalam satu musim tanam dan meninggalkan sejumlah N untuk tanaman berikutnya. Permasaalahan yang perlu di perhatikan adalah efesiensi inukulan Rhizobium untuk jenis tanaman tertentu. Rhizobium mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legum dan meningkatkan produksi antara 10%-25%.
Azospirillum dan Azotobacter
Azospirillum dan Azotobacter adl jenis bakteri penambat nitrogen yang berasosiasi dgn perakaran tanaman .
Azospirillum mempunyai potensi cukp besar untuk di kembangkan sbg pupuk hayati. Bakteri ini banyak di jumpai berasosiasi dengan tanaman rerumputan,jagung, dan gandum. Saat ini ada 3 species yg mempunyai kemampuan dalam menambat nitrogen Azospirillum brasilense , A. lipoferum , A. amazonese. Ke 3 species tersebut salah satu jenis mikroba di daerah prakaran. Infeksi yg disebabkan oleh bakteri ini tdk menyebabkan perubahan morfologi prakaran, meningkatkan jumlah akar rambut, menyebabkan percabangan akar lebih besar berperan dalam penyerapan unsur hara. Fungsi lain dari Azospirillum adl meningkatkan efesiensi penyerapan nitrogen dan menemukan kehilangan akibat pencucian, denitrifikasi atau bentuk kehilangannitrogen lain
Azotobacter spp juga merupakan bakteri non-simbiosis yg hidup di daerah perakaran, populasinya sedikit rendah di bandinkan oleh Azospirillum selain kemampuannya menambat nitrogen , bakteri ini juga menghasilkan hormon yg kurang lebih sama dengan hormon pertumbuhan tanaman dan menghambat pertumbuhan jenis jamur tertentu. Ada 2 pengaruh positif Azotocter terhadap pertumbuhan tanaman yaitu mempengaruhi perkecambahan benih dan memperbaiki pertumbuhan tanaman. Peranan bakteri ini pada perkecambahan tidak banyak di minati, tetapi di India telah di teliti peranan perkecambahan pada tanaman jagung, cantel, padi, bawang putih dan kubis., ternyata hasil produksinya lebih besar dari pada tanaman yg tidak ada Azotobacternya.
MIKROBA PELARUT FOSPAT
Beberapa mikroba tanah mempunyai kemampuan melarutkan fosfat yang tidak larut dalam air dan menjadikannya tersedia bagi akar tanaman. Mikroba ini merubah bentuk P di alam untuk mencekah fiksasi P. Dalam proses pelarutan P oleh mikroba berhubungan dengan di produksinya asam yang sangat erat berhubungan dengan metabolisme.
Ada beberapa jenis fungi dan bakteri Baculluspolymixa, Pseudomonas, Striata, Aspergillus awamori, dan Panicillum digitatum yang di identifikasikan mampu melarutkan unsur P tak larut menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman. Jumlah bakteri pelarut fosfat P dalam tanah sekitar 104-106 gram tanah.
MIKORIZA
Asosiasi simbiotik antara jamur dan sistem perakaran tanaman tinggi di istilahkan dengan mikoriza. Dalam fenomena ini jamur menginfeksi mengkoloni akar tampa terjadinya infeksi jamur patogen, dan mendapatkan pasokan nutrisi secara teratur dari tanaman.
Mikoriza dibagi dalam dua golongan berdasarkan tempat jamur berkembang di dalam akar yaitu:
1. Ektomikoriza, jamur yang berkembang di permukaan luar akar dan diantara sel-sel korteks akar.
2. Endomikoriza, jamur yang berkembang didalam akar diantara dan di dalam sel-sel korteks akar.
Ektomikoriza
Ektomikoriza biasanya berasosiasi dengan tanaman jenis pohon seperti pinus, oak, eukaliptus, dan lain-lain. Di dalam hutan di wilayah sub tropis banyak kita jumpai jamur sebagai tempat hidup ektomikoriza. Asosiasi ektomikoriza juga terjadi pada fungi.
Infeksi ektomikoriza diawali dengan di jumpai adnya pertumbuhan spora di prakaran tanaman. Setelah spora tumbuh, dengan cepat fungi tumbuh menutupi perakaran kecil dalam bentuk hifa yang menghambat pertumbuhan akar rambut. Inokulasi tanaman dengan ektomikoriza akan memberikan keuntungan bahkan di beberapa tempat tanaman akan tumbuh baik apabila infeksi mikoriza. Inokulasi akan mendorong pertumbuhan tanaman apabila infeksi secara alami terus bertambah.
Endomikoriza dan Mikoriza Vesikular Arbuskular(MVA)
Pada saat ini endomikoriza di bedakan menjadi empat type yaitu:
1. Phycomycetous atau yang lebih dikenal sebagai MVA
2. Orchidaceous
3. Ericoid
4. Arbutoid
Diantara type-type itu, Phycomycetous memiliki daerah sebaran yang luas sedangkan type yang lain di temukan pada tanaman tertentu saja.
MVA merupakan jenis fungi yang hidup dalam berkoloni pada beberapa janis tanaman pertanian, termasuk tanaman hortikultura dan kehutanan. Beberapa jenis yang dapat diidentifikasi termasuk kedalam genus Glomus,Gigaspora, Acaulospora, sclerocitis. MVA hidup bersimbiosis dengan tanaman inang dan tidak dapat di tumbuhkanpada media buatan di labolatorium. MVA mmbantu pertumbuhan tanaman dengan memperbaiki ketersediaan hara fosfor dan melindungi perakaran dari serangan patogen.
Mikoriza Perombak Selulosa
Bahan organik merupakan penyangga biologi yang mempuyai fungsi dalam memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah dapat menyediakan hara dalam jlh seimbang. Terdapat korelasi positif antara kadar bahan organik dengan produktifitas tanah . Kandungan bahan organik pada tanah mineral di Indonesia umumnya rendah. Kandungan karbon organik pada tanahnlapisan atas berkisaran antara 0,9-2,0%.
Pada saat ini jerami masih merupakan sebagai bahan yang umum di gunakan sebagai sumber bahan organik pada tanah sawah. Jerami mengandung selulosa yang sangat tinggi sehingga memerlukan proses dekomposisi yang relatife lama. Beberapa mikroba seperti Trichoderma, aspergillus, penecillum mampu merombak selulosa menjadi bahan senyawa-senyawa monosakarida, alkohol, CO2 dan asam-asam organik lainnya dengan dikeluarkannya enzim selulase.
Penelitian di labolatorium menunjukkan bahwa inokulasi Trixhoderma pada jerami yang dibenamkan ke dalam tanah akan mempercepat proses dekomposisi gambut.
Daftar Pustaka
Atmaja, I Wayan Dana. 2001. Bioteknologi Tanah (Ringkasan Kuliah). Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar
Santosa, Dwi Andreas. 1989. Teknik dan Metode Penelitian Mikorisa Vesikular-Arbuskular. Laboraturium Biologi Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Subiksa, IGM. 2002. Pemanfatan Mikoriza Untuk Penanggulangan Lahan Kritis. Makalah Falsafah Sains Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
Anonim a. 2006. Pengantar Mikrobiologi, (Online), (http://www.wanna_share.23s9887_apm.html, diakses tanggal 7 Februari 2008).
Anonim b. 2007. Dunia Mik.
Schlegel, Hans G, dan Karin Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum edisi keenam. Terjemahan Tedjo Baskoro: Allgemeine Mikrobiologie 6. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Anonim, 2004. Buku Pedoman Non Kimia. Departemen Pertanian. Jakarta. 13 h.
Basana, I.R., D. Prijono. 1994. Insecticidal Activity of Aqueous Extracts of Four Species of Annona (Annonaceae) against Cabbage Head Caterpillar, Crocidolomia binotalis Zeller (Lepidoptera: Pyralidae). Bul. HPT. 7:50-60.
Kardinan, A. dan Ruhnayat, A., 2003. Mimba Budidaya dan Pemanfaatannya. Penebar Swadaya. Jakarta. 7-9 h.
Kardinan,A., 2001. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasinya. Penebar Swadaya. Jakarta. 2 h.
Novizan, 2002. Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Parnata, A.S., 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agromedia Pustaka. Jakarta. 62 h.
Prijono, D., dan Hasan E., 1993. Pengaruh Ekstrak Nimba Terhadap Perkembangan dan Mortalitas Croccidolonia binotalis. Proseding Seminar Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Bogor 1 – 2 Desember 1993.
________1994. Pedoman Praktikum Teknik Pemanfaatan Insektisida Botanis. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Riza,V. dan Tahjadi, 2001. Alternatif Pengendalian Hama. PAN Indonesia. Jakarta. 63 h.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Dari uraian-uraian diatas dapat di ambil beberapa kesimpulan mengenai peran mikroorganisme yaitu:
1. Dalam system pertanian organic pemanfaatan biofertilizer untuk membantu penyediaan hara bagi tanaman sangat penting dan beberapa mikroba yang berperan dalam mempercepat dekomposisi bahan organic.
2. Yang termasuk biofertilizer yang dapat membantu ketersediaan hara nitrogen bagi tanaman antara lain: Rhizobium, Azospirillum, dan azotobacter.
3. yang termasuk biofertilizer yang dapat membantu penyediaan hara fosfat bagi tanaman antara lain bakteri pelarut fosfat, ektomikoriza, dan mikoriza MVA
4. Yang termasuk biofertilizer yang dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organic antara lain bakteri perombak selulosa.
Saran
Dalam system pertanian orgsnik yang sebagian besar memanfaatkan bahan organic dengan volume yang cukup banyak sebagai sumber hara bagi tanaman, penggunaan biofertilizer dapat merupakan upaya efisiensi penggunaan bahan organic tersebut. Selain dapat memperkecil volume bahan organic yang di butuhkan dalam system pertanian organic juga dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organic sehingga unsure hara yang terkandun di dalamnya dapat segera dimanfaatkan oleh tanaman .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar