Total Tayangan Halaman

Minggu, 08 Januari 2012

laporan Studi lapang di jruk Bak kreh Pak husen.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Studi lapang merupakan salah satu mata kuliah yang harus diambil dan merupakan prasyarat bagi mahasiswa yang sudah mengambil minimal 54 SKS. Didalam perkuliahan mahasiswa dituntut untuk menguasai teori dan mencari ilmu sendiri didalam buku yang menyangkut tentang masalah dibidang pertanian maupun dibidang budidaya tanaman  serta mendengarkan kuliah yang dijelaskan oleh dosen sedangkan mahasiswa belum pernah menerapkan ilmu-ilmu yang mereka dapat sendiri maupun ilmu yang diberikan oleh dosen.
Dari Studi lapang ini mahasiswa di tuntut untuk menerapkan ilmu-ilmu yang mereka dapat dibangku kuliah dan memecahkan suatu permasalahan dibidang pertanian dan bertanya kepada penyuluh yang bekerja dibidang pertanian. Studi lapang ini merupakan suatu kegiatan kunjungan akademik terperogram yang bergerak dibidang pertanian dengan kunjungan diberbagai intansi seperti swasta, pemerintah, perkebunan maupun terjun kemasyarakat yang berkaitan dengan permasalahan pertanian.
Didalam studi lapang ini mahasiswa diperkenalkan dengan berbagai objek-ojek pertanian dan  mahasiswa dituntut untuk bertanya dan  mengembangkan ilmu yang didapat dibangku kuliahan dan menerapkan ilmu-ilmu langsung kelapangan dan bergelut kepada para petani dan lembaga-lembaga yang bergerak dibidang pertanian maupun perkebunan. Pada kegiatan studi lapang ini kami bergerak di Desa Jruek Bakreh Kecamatan IndraPuri Kabupaten Aceh Besar, kami mengamati objek-objek yang ditanam oleh Bapak Drs. Muhammad Husein seperti : usaha untuk kegiatan pembibitan dan untuk tanaman selain pembibitan, kunjungan pada tanaman coklat organik dengan menggunakan tanaman sentang (Azadirachta excels) sebagai tanaman pelindung, mempelajari teknik pembuatan pupuk organik, mempelajari budidaya jamur tiram, mempelajari teknik budidaya tanaman hortikultura (tomat, terong, kacang panjang, mentimun) secara organik.
Mahasiswa melakukan pengamatan dan menggali berbagai macam informasi mengenai tanaman pangan dan hortikultura tersebut dari berbagai kajian aspek agronomi, tanah serta hama dan penyakit.
Peserta mendapat petunjuk dan pengarahan dari pemandu di lapangan tentang cara dan teknologi budidaya tanaman pangan dan hortikultura yang ada di balai tersebut. Pengamatan dilakukan mulai dari persemaian dan pembibitan tanaman, media tanam, teknik pengolahan tanah, pola tanam, teknik pemeliharaan dan perawatan tanaman, aplikasi berbagai input yang diberikan pada tanaman budidaya, cara perbanyakan tanaman baik secara vegetatif maupun generatif, varietas tanaman unggul yang umum digunakan, teknik persilangan tanaman atau breeding serta penerapan teknologi pertanian terbaru dan paling mutakhir sekaligus ramah lingkungan yang dilakukan.
Dari aspek ilmu tanah, peserta diperkenalkan kepada penerapan olah tanah konservasi , pemanfaatan berbagai sisa hasil panen maupun kotoran ternak yang dijadikan sebagai sumber pupuk organik, cara pembuatan pupuk organik, teknik mengaplikasikan pupuk organik di lapangan, tanaman yang dapat diolah menjadi sumber bahan organik, serta panentuan dosis bahan organik yang diberikan ke lahan budidaya.
Sementara dari aspek hama dan penyakit, peserta dapat melihat langsung jenis-jenis hama dan penyakit yang umum menyerang berbagai komoditi yang dikembangkan di wilayah tersebut. Selain jenis hama dan penyakit, peserta juga dapat mengamati gejala yang ditimbulkan OPT, bagian tanaman yang terserang OPT, teknik pengendalian yang telah dilakukan, bahan-bahan yang digunakan sebagai pestisida, sekaligus menaksir tingkat keparahan dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh OPT tersebut.

1.2  Tujuan Studi Lapang
Adapun tujuan diadakan studi lapang ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui objek-objek yang berada dilapangan dibidang pertanian dan mahasiswa mempunyai wawasan yang luas dan dapat mengetahui kegiatan dalam suatu instansi , lembaga, perkebunan masyarakat yang berkaitan dengan ilmu pertanian serta dapat memecahkan permasalahan yang menyangkut tentang pertanian, beserta dapat memadukan ilmu yang didapat di bangku kuliahan dan diterapkan ke lapangan.

1.3  Manfaat Studi Lapang
Adapun manfaat dari Studi lapang diharapkan mahasiswa/i sudah dapat menggambarkan tentang rencana penentuan bidang mayor serta rencana praktek keterampilan atau tema skripsi nantinya.Dan dapat merencanakan bagaimana menjadi petani yang sukses dalam segala bidang yang ingin di tekuni dan berwiraswasta dibidang pertanian, tanpa mengharap kelak nantinya tamat kuliah ingin menjadi seorang  PNS (Pegawai Negeri Sipil).



BAB I
PENDAHULUAN

1.2  Latar Belakang
Studi lapang merupakan salah satu mata kuliah yang harus diambil dan merupakan prasyarat bagi mahasiswa yang sudah mengambil minimal 54 SKS. Didalam perkuliahan mahasiswa dituntut untuk menguasai teori dan mencari ilmu sendiri didalam buku yang menyangkut tentang masalah dibidang pertanian maupun dibidang budidaya tanaman  serta mendengarkan kuliah yang dijelaskan oleh dosen sedangkan mahasiswa belum pernah menerapkan ilmu-ilmu yang mereka dapat sendiri maupun ilmu yang diberikan oleh dosen.
Dari Studi lapang ini mahasiswa di tuntut untuk menerapkan ilmu-ilmu yang mereka dapat dibangku kuliah dan memecahkan suatu permasalahan dibidang pertanian dan bertanya kepada penyuluh yang bekerja dibidang pertanian. Studi lapang ini merupakan suatu kegiatan kunjungan akademik terperogram yang bergerak dibidang pertanian dengan kunjungan diberbagai intansi seperti swasta, pemerintah, perkebunan maupun terjun kemasyarakat yang berkaitan dengan permasalahan pertanian.
Didalam studi lapang ini mahasiswa diperkenalkan dengan berbagai objek-ojek pertanian dan  mahasiswa dituntut untuk bertanya dan  mengembangkan ilmu yang didapat dibangku kuliahan dan menerapkan ilmu-ilmu langsung kelapangan dan bergelut kepada para petani dan lembaga-lembaga yang bergerak dibidang pertanian maupun perkebunan. Pada kegiatan studi lapang ini kami bergerak di Desa Jruek Bakreh Kecamatan IndraPuri Kabupaten Aceh Besar, kami mengamati objek-objek yang ditanam oleh Bapak Drs. Muhammad Husein seperti : usaha untuk kegiatan pembibitan dan untuk tanaman selain pembibitan, kunjungan pada tanaman coklat organik dengan menggunakan tanaman sentang (Azadirachta excels) sebagai tanaman pelindung, mempelajari teknik pembuatan pupuk organik, mempelajari budidaya jamur tiram, mempelajari teknik budidaya tanaman hortikultura (tomat, terong, kacang panjang, mentimun) secara organik.
Mahasiswa melakukan pengamatan dan menggali berbagai macam informasi mengenai tanaman pangan dan hortikultura tersebut dari berbagai kajian aspek agronomi, tanah serta hama dan penyakit.
Peserta mendapat petunjuk dan pengarahan dari pemandu di lapangan tentang cara dan teknologi budidaya tanaman pangan dan hortikultura yang ada di balai tersebut. Pengamatan dilakukan mulai dari persemaian dan pembibitan tanaman, media tanam, teknik pengolahan tanah, pola tanam, teknik pemeliharaan dan perawatan tanaman, aplikasi berbagai input yang diberikan pada tanaman budidaya, cara perbanyakan tanaman baik secara vegetatif maupun generatif, varietas tanaman unggul yang umum digunakan, teknik persilangan tanaman atau breeding serta penerapan teknologi pertanian terbaru dan paling mutakhir sekaligus ramah lingkungan yang dilakukan.
Dari aspek ilmu tanah, peserta diperkenalkan kepada penerapan olah tanah konservasi , pemanfaatan berbagai sisa hasil panen maupun kotoran ternak yang dijadikan sebagai sumber pupuk organik, cara pembuatan pupuk organik, teknik mengaplikasikan pupuk organik di lapangan, tanaman yang dapat diolah menjadi sumber bahan organik, serta panentuan dosis bahan organik yang diberikan ke lahan budidaya.
Sementara dari aspek hama dan penyakit, peserta dapat melihat langsung jenis-jenis hama dan penyakit yang umum menyerang berbagai komoditi yang dikembangkan di wilayah tersebut. Selain jenis hama dan penyakit, peserta juga dapat mengamati gejala yang ditimbulkan OPT, bagian tanaman yang terserang OPT, teknik pengendalian yang telah dilakukan, bahan-bahan yang digunakan sebagai pestisida, sekaligus menaksir tingkat keparahan dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh OPT tersebut.

1.3  Tujuan Studi Lapang
Adapun tujuan diadakan studi lapang ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui objek-objek yang berada dilapangan dibidang pertanian dan mahasiswa mempunyai wawasan yang luas dan dapat mengetahui kegiatan dalam suatu instansi , lembaga, perkebunan masyarakat yang berkaitan dengan ilmu pertanian serta dapat memecahkan permasalahan yang menyangkut tentang pertanian, beserta dapat memadukan ilmu yang didapat di bangku kuliahan dan diterapkan ke lapangan.

1.3  Manfaat Studi Lapang
Adapun manfaat dari Studi lapang diharapkan mahasiswa/i sudah dapat menggambarkan tentang rencana penentuan bidang mayor serta rencana praktek keterampilan atau tema skripsi nantinya.Dan dapat merencanakan bagaimana menjadi petani yang sukses dalam segala bidang yang ingin di tekuni dan berwiraswasta dibidang pertanian, tanpa mengharap kelak nantinya tamat kuliah ingin menjadi seorang  PNS (Pegawai Negeri Sipil).



BAB II
METODE PELAKSANAAN

2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
            Studi Lapang dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Desa Jruek Bakreh Kecamatan Indra Puri Kabupaten Aceh Besar. Pelaksanaan Studi Lapang ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 25 Desember 2010.

2.2 Letak Geografis
Kecamatan Indrapuri terletak pada ketinggian 27 m dpl, jarak dari kota Banda Aceh 21 km sedangkan dengan  ibu kota Kabupaten Jantho berjarak 36 km, letak Geografis adalah ‘’050, 21- 05024’’LU Dan 95030 “ BT.
Batas-batas wilayah Indrapuri adalah:
·      Sebelah utara            : Gampong Krueng Aceh
·      Sebelah Selatan         : Gampong Mont Alu
·      Sebelah Barat            : Gampong  Jruek Balee
·      Sebelah Timur           : Gampung Ule Ue

2.3 Objek/ Sasaran
Objek/ sasaran  yang diamati adalah : usaha untuk kegiatan pembibitan dan untuk tanaman selain pembibitan, kunjungan pada tanaman coklat organik dengan menggunakan tanaman sentang (Azadirachta excels) sebagai tanaman pelindung, mempelajari teknik pembuatan pupuk organik, mempelajari budidaya jamur tiram, mempelajari teknik budidaya tanaman hortikultura (tomat, terong, kacang panjang, mentimun) secara organik.

2.4 Metode Pelaksanaan
            Adapun metode yang digunakan pada kegiatan Studi lapang ini adalah metode wawancara secara langsung kepada pengurus dan petani yang ada di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Desa Jruek Bakreh Kecamatan Indra Puri Kabupaten Aceh Besar. Wawancara meliputi teknik budidaya dari komoditas yang di tanam oleh petani ditempat tersebut dan apa saja yang dilakukan petani saat petani mengalami masalah-masalah dalam tanamannya.



BAB III
LAPORAN  LAPANGAN

Secara umum kegiatan Studi lapang adalah sebagai berikut:
3.1 Perkenalan dengan pengurus.
Perkenalan dengan pengurus Drs. Muhammad Husein selaku ketua Rehabilitas Balai Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Desa Jruek Bakreh Kecamatan Indra Puri Kabupaten Aceh Besar.

3.2 Kunjungan pada tanaman coklat organik .
Kunjungan pada tanaman coklat organik dengan menggunakan tanaman pelindung yaitu dengan menggunakan tanaman sentang (Azadirachta excelsa). Tanaman coklat yang  yang di kembangkan adalah varietas CFC , yang di tanam beserta tanaman  sentang sebagai naungan (tanaman pelindung). Jarak tanam sentang dengan sentang  1,80 x 1,80 meter sedangkan coklat ditanam 3,6 x3,6 meter. Sentang berfungsi sebagai tanaman naungan (tanaman pelindung) coklat.
Pada umur coklat 3 tahun 8 bulan  panen  pertama  dilakukan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk organik 3,5 kg  dalam sekali pemupukan, berat dalam 10 buah coklat bisa menghasilkan 1 kg  benih kering dan di jual ke distributor terdekat.
Mempelajari teknik pembuatan pupuk organik.

3.3 Pembuatan Pupuk Organik
3.3.1 Pembuatan Kompos Dengan Menggunakan Trichoderma .spp
Pada saat kami melakukan kunjungan lapangan yang berada di Pusat Pelatihan Pertanian Dan Pedesaan Swadaya pembuatan kompos mereka menggunakan bioaktifator Trichoderma .sp sebagai dekomposer dengan perbandingan sebagai berikut:
            Bahan-bahan yang digunakan :
§  Kotoran hewan
§  Dedak
§  Serbuk gergaji
§  Abu sekam
§  EM4
§  Gula yang telah dicairkan
§  Trichoderma .spp
§  Air secukupnya
Cara Pembuatannya :
§  Sekam padi, serbuk gergaji, sisa tanaman dan dedak dicampur secara merata bersamaan dengan Trichoderma .spp
§  Kemudian tuangkan MOL (yang sebelummya telah di encerkan dengan air) kedalam bahan tersebut.
§  Kemudian ditutup dengan plastik hitam selama 4-7 hari
§  Pertahankan gundukan adonan maksimal 500 oC, bila suhunya lebih dari 500 oC turunkan suhunya dengan cara membolak balik.
§  Kemudian tutup kembali dengan plastik hitam.
§  Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan.
§  Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali.
§  Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai fermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.

3.3.2 Cara Pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal.)
Mol (Mikro Organisme Lokal) yang berfungsi untuk memberikan makanan tambahan bagi pasukan pelapuk. Teknik Pembuatan Pupuk Mol  adalah sebagai berikut:
Bahan dan alat:
§  1 liter air biasa.
§  Air cucian beras.
§  Gula 3 sendok makan.
§  Buah-buahan yang manis seperti buah papaya yang telah busuk.
Cara Pembuatan:
§  Buah-buah yang manis dihancurkan atau diblender sampai rata kira-kira sampai    50 %  kandungan air dalam buahnya.
§  Tambahkan gula 3 sendok dan air beras, diaduk sampai rata ditutup yang rapat dan disimpan di tempat yang tidak terkena mata hari secara langsung.
§  Setelah 7 hari MOL dapat digunakan.









3.3.3 Cara Pembuatan Pupuk Pelengkap Cair (PPC)
PPC (Pupuk Pelengkap Cair) berfungsi sebagai pupuk pelengkap yang member nutrisi lebih pada daun dan batang. PPC ramah lingkungan karena tidak mencemari lingkungan bahkan dapat memberikan efek positif bagi musuh alami. Teknik pembuatan pupuk pelengkap cair (PPC) adalah sebagai berikut:
Bahan dan Alat :
§  Kotoran hewan 30 kg.
§  Urine sapi 20 liter.
§  Air kelapa.
§  Buah-buahan busuk.
§  Pelepah keladi.
§  Mol 2 liter.
§  Drum Plastik.
§  Plastik dan Tali Karet.
Cara Pembuatan :
§  Bahan-bahan dimasukkan kedalam drum plastik, lalu diaduk, lalu ditutup (plastik) dan diikat dengan tali karet dan dibiarkan satu malam.
§  Keesokan harinya tutup dibuka, diaduk dan kembali ditutup.
§  Demikian juga besoknya : dibuka, diaduk dan ditutup kembali (pada 3 hari pertama jangan lupa membuka drum setiap 24 jam, kalau tidak dikuatirkan drum tersebut bias meledak).
§  Setelah itu campuran didalam drum ini dibiarkan dalam keadaan tertutup (difermentasikan) selama 1 minggu.
§  Setelah seminggu PPC dihasilkan, bila belum masih bias dilanjutkan dalam keadaan tertutup.
§  Tanda-tanda PPC telah berhasil antara lain adalah bila pelepah keladi sudah tidak terlihat terapung lagi dan sudah tercampur dengan homogen (baik).







3.3.4 Cara Pembuatan Biopestisida.
Biopestisida berfungsi untuk mengatasi gangguan hama. Teknik Pembuatan Biopestisida adalah sebagai berikut:
Bahan dan alat:
§  Kunyit
§  Jahe
§  1 Tandan buah pinang muda dan 1 tandan bunganya
§  jeregen air kelapa muda atau 30 liter
§  Batang Lengkuas 3 kg
§  Halia 3 kg
§  Batang sere
§  Daun capa
§  Daun serba rasa
§  Daun nimba
§  Daun sentang
§  Daun lempuyang
§  Daun terong
§  Daun cengkeh
§  Daun langsat
§  Dua drum besar

Cara Pembuatan :
§  Seluruh bahan dicincang halus  kecuali drum besar yang jumlahnya ⅓ bagian dan ⅔ bagian lagi terdiri dari air,lalu masukan seluruh bahan yang di cincang kedalam drum dan dicampur menjadi satu.
§  Kemudian air dipanaskan hingga mendidih didalam drum  tersebut dan setelah air mendidih  turun menjadi 50%bagian dari campuran tersebut, kemudian kita diamkan sampai air menjadi dingin ,lalu dicampur dengan urin sapi kemudian diaduk terus .lalu ditutup hingga kedap udara selama 1 minggu,agar campuran bereaksi sempurna. Setelah 1 minggu kemudian bisa digunakan untuk menyemprot hama dengan dosis 0,5 liter ditambah air 13,5 liter.



3.4  Mempelajari budidaya jamur tiram.
Dari data yang saya dapatkan dilapangan proses pembudidayaan jamur tiram yaitu : media yang digunakannya adalah serbuk gergaji, dedak, gypsum. Semua bahan tersebut diaduk dan difermentasikan selama 24 jam. Setelah itu dimasukkan kedalam badlock pensterilan yang suhu nya 1200C, Sedangkan bibitnya diperoleh dari Sukabumi.

3.5 Mempelajari teknik budidaya tanaman hortikultura (tomat, terong, kacang  panjang,  mentimun) secara organik.
3.5.1 Mentimun (Cucumis sativus L).
Adapun proses budidaya mentimun adalah di tanam dalam bedengan yang  jarak  tanamnya  70 x 70 cm dengan menggunakan mulsa sintetik mengkilat hitam dan menggunakan rambatan/ ajir segitiga. Sedangkan proses budidayanya dari pengolahan sampai panen, itu sama.

3.5.2 Kacang Panjang (Vigna Sinensis).
Jenis kacang panjang  yang di tanam adalah kacang panjang duduk. Jarak tanam  penanaman kacang panjang sama seperti menanam mentimun 70x 70 cm dalam mulsa. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara manual, dengan menggunakan cangkul. Pada umur 5 hari tanaman di semprot  dengan PPC  untuk membantu meningkatkan unsur hara dari daun. Lalu pada umur 5 minggu dilakukan pengadukan pupuk organik dalam  lubang tanam .  hama yang sering adalah hama tikus pengendalian hama tikus dilakukan dengan cara repelent (makanan penarik) atau juga disebut pengendalian  mekanik. Selain tikus ada juga hama lain seperti belalang. Penyiraman dilakukan pada waktu 5 hari sekali sekaligus dicampur dengan PPC dan Biopestisida.

3.5.3 Terong (Solanum melongena).
Jenis terong yang ditanam adalah terong hijau, dengan jarak tanam sama seperti mentimun dan kacang panjang, sedangkan proses budidayanya juga sama seperti tanaman kacang panjang dan mentimun.

3.5.4 Tomat (Solanum lycopersicum).
Tomat ditanam  untuk mendapatkan tanaman  yang tahan dan tanaman yang tidak tahan terhadap penyakit layu Fusarium yaitu dengan menanam tanaman yang tahan dan memadukan pupuk Thrichoderma,spp dengan pupuk Bokashi, MPK tosca dan kapur.  Umur tanaman 22 hari selain pupuk tersebut tanaman disemprot dengan pupuk cair.
            Tabel 1. Kombinasi Pupuk  Pada Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Bedengan
Baris
Tanaman
Kombinasi pupuk
I
1
1-7
NPK Posca 1,5 ons


8-15
NPK Posca 3 ons

2
1-7
NPK+Kapur  5 ons


8-15
NPK+ Kapur 4 ons
II
1
1-7
Bokashi + Thricoderma  (F2) 5 ons


8-15
Bokashi + Thricoderma  (F2) 4 ons

2
1-7
Bokashi  4 ons


8-15
Bokashi  5 ons
III
1
1-7
Thricoderma (F1)  2 ons


8-15
Thricoderma (F1)  3 ons

2
1-7
Bokashi+ Thricoderma 4 ons
Kapur 1 ons


8-15
Bokashi+ Thricoderma 3 ons
Kapur 1 ons
IV
1
1-7
Bokashi 4 ons
Kapur 1 ons


8-15
Bokashi 3 ons
Kapur 1 ons

2
1-15
Bokashi +Thricoderma 1,7 ons
NPK Pasca 0,5 ons
Kapur 1ons


3.6 Mempelajari usaha untuk kegiatan pembibitan dan tanaman selain pembibitan.
Adapun tujuan mempelajari kegiatan pembibitan yang baik sehingga mendapatkan bibit unggul. Adapun usaha pembibitan yang dilakukan  adalah dengan menggunakan teknik sambung pucuk (inten), stek, dan okulasi.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari keseluruhan hasil pengamatan yang telah diperoleh di lapangan, saya ingin memfokuskan pembahasan saya terkait dengan mayor yang ingin saya pilih yaitu mengenai Pemanfaatan pupuk organik (bokashi) dalam budidaya tanaman tomat (Solanum lycopersicum). di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Desa Jruek Bakreh Kecamatan Indra Puri Kabupaten Aceh Besar .Karena di tempat ini saya melihat banyaknya pemanfaatan dan pembuatan pupuk bokashi, serta penggunaan pupuk bokashi untuk tanaman hortikultura.
4.1  Hasil
PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK (BOKASHI) 
§  Bokashi
Bokashi berasal dari bahasa Jepang yang artinya adalah perubahan secara bertahap. Istilah ini  untuk menjelaskan proses pembuatan bokashi melalui peragian dan penguraian atau pembusukan. Bokashi juga mengandung pengertian melalui bahan ini tanah yang miskin unsur hara dan kritis bisa pulih secara bertahap. Pupuk Bokashi dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi tanaman, serta menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang berwawasan lingkungan, (Wididana et al, 1996) Didalam budidaya tanaman apabila suatu lahan sering ditanami secara terus-menerus secara pola tanam  monokultur kandungan hara pada tanah semakin lama biasanya semakin berkurang karena seringnya digunakan oleh tanaman yang hidup diatas tanah tersebut, bila keadaan seperti ini terus dibiarkan maka tanaman biasanya kekurangan unsur hara sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi terganggu. Kekurangan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dapat diatasi dengan melakukan pemupukan (Sutoro dkk. 1988).

§  Manfaat bokashi
Manfaat bokashi untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman , sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Teknologi tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat memanfaatkan seluruh potensi sumber daya alam yang ada di lingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai sistem pertanian ( Ansori Rahman,1992).
§  Teknik pembuatan bokashi.
Bahan dan alat:
·         Kotoran sapi sebanyak 500 kg (5 karung).
·         Serbuk gergaji sebanyak 150 kg (2 karung).
·         Abu sekam 150 kg (2 karung).
·         Dedak sebanyak 200 kg (2 karung)
·         Cangkul.
·         Sendok pasir.
·         Plastik hitam.
·         Air.
·         MOL
Cara Pembuatan :
·         Kotoran sapi, dedak, serbuk gergaji dan sekam diaduk hingga rata. Setelah itu dituangkan MOL, (yang sebelumnya telah diencerkan dengan air) kedalam campuran bahan bokashi tersebut.
·         Setelah itu dituangkan air biasa dan diaduk dengan menggunakan peralatan cangkol dan sendok pasir kembali hingga merata.
·         Setelah itu campuran bokashi tersebut diratakan secara memanjang setinggi 1 jengkal dan langsung ditutup dengan plastik hitam selama 10 hari.

§  Pemanfaatan bokashi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.
Adapun fungsi bokashi dalam pertumbuhan dan hasil tanaman tomat yaitu :
·         Peningkatan nutrisi tanaman yang sedia ada, sehingga tanaman tomat selau tercukupi akan unsur  hara.
·         Aktivitas hama dan penyakit/patogen  dapat dikurang atau dihapuskan, dengan adanya bokashi maka aktifitas hama dan penyakit dapat dikurangi sehingga hasil produksi tomat optimal.
·         Peningkatan aktivitis mikroorganisma indogenus yang menguntungkan, seperti Mycorhiza, Rhizobium, bakteria pelarut fosfat, dll.
·         Pengikatan Nitrogen, dengan adanya pupuk bokashi dapat meningkatkan serapan hara nitrogen yang sangat berguna untuk proses pertumbuhan tanaman tomat.


BUDIDAYA TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum).
Budidaya tanaman tomat yang dilaksanakan oleh petani di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Desa Jruek Bakreh Kecamatan Indra Puri Kabupaten Aceh Besar.
§  Pemilihan Benih
·         Benih yang sehat
·         Tidak terkontaminasi dengan biji gulma.
·         Bebas dari hama dan penyakit.
·         Daya kecambahnya tinggi.
§  Pembibitan
Pembibitan yang dilakukan dilakukan yaitu dengan cara merendam dan memeram  tomat  untuk melihat viabilitas tomat tersebut.Perendaman dilakukan untuk memilih bibit, selanjutnya dilakukan perendaman selama tiga hari dengan tujuan bisa melihat radikula tanaman tomat lebih cepat agar terhindar dari kerugian pada saat budidaya. Radikula yang telah muncul, siap untuk di pindahkan ke ke 2 media tanam yaitu bumbungan daun pisang dan polybag plastik,
§  Penyiapan lahan
·         Mempersiapkan bedengan  dengan  lebar  110 - 120  cm, tinggi  50  -  60  cm,  dan
·         Jarak  antar bedengan  50  -  60  cm, 
 
§  Cara pengolahan Tanah
·         Pengolahan  tanah yang dilakukan dalam budidaya tanaman tomat dengan melakukan pencangkulan dan pembajakan dengan menggunakan handtraktor.
·         Budidaya menggunakan mulsa plastik hitam perak (MPHP) dengan cara polikultur.
·         Pupuk  kandang  matang  sebanyak  10  ton/ha  yang  dicampur  dengan tanah secara merata.
·         Pupuk yang digunakan dalam budidaya ini yaitu menggunakan pupuk organik yang diproduksi sendiri oleh karyawan balai tersebut.

§  Teknik Penanaman
·         Jarak lubang  tanam  pada tanaman tomat berkisar antara 70x70 cm
·         Dalam satu lubang satu tanaman kemudian ditutup dengan menggunakan pupuk organik (bokashi), dan pemberian pupuk bokashi pada lahan yang di gunakan  untuk tanaman tomat  ini di lakukan dengan satu kali selama satu tahun.
·         Pada umur tanaman berkisar antara 2-3 bulan dilakukan pengairan agar tanaman tomat tersebut tidak mudah rebah diterpa angin dan tidak mengalami kekurangan air.
§  Pemeliharaan
·         Penyiangan, yaitu bertujuan untuk menyiangi gulma sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.
·         Pemupukan, pada saat  tanaman berumur sekitar 1-2 bulan mereka menggunakan pupuk pelangkap cair (PPC) yang diproduksi oleh karyawan setempat untuk proses pemupukannya.
·         Pengairan, dilakukan 2x sehari secara rutin selama fase pertumbuhan dengan menggunakan selang.
§  Panen
Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh.






4.2  Pembahasan
Adapun kendala-kendala yang dialami dalam pertanian organik dalam budidaya tanaman tomat dari hasil referensi dari internet yang penulis dapat adalah :
§  Pupuk organik masih sebagai pendamping pupuk kimia.
Saat ini fungsi pupuk organik di Indonesia masih sebagai pendamping pupuk kimia karena adanya target produksi (ton/ha). Masih adanya pendapat bahwa tanaman yang hanya dipupuk organik sering mengalami defisiensi unsur hara karena kandungan unsur hara yang diberikan tidak sebanding dengan kebutuhan tanaman ditambah pelepasan unsur haranya lambat. Padahal, efek pemupukan organik pada pertumbuhan tanaman cukup menakjubkan.
Dari hasil yang dilaporkan di Amerika, efek pemberian pupuk organik sebanyak 14 ton tiap tahun pada satuan luas tanah selama delapan tahun masih terasa empat puluh tahun sesudah pemberian pupuk yang terakhir. Hal ini harus menjadi perhatian bahwa ternyata ppuk organik memegang peranan dlam pembentukan zat hara dalam tanah. Untuk saat ini, penggunaan pupuk organik sebagai pendamping pupuk kimia diharapkan sebagai tahap awal yang perlu digalakkan untuk menuju pertanian organik dimasa yang akan dating (Anonim, 2009).

§  Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).
Pengendalian OPT dalam peranian organik harus dilakukan secara hayati, yaitu dengan dengan cara mekanik, musuh alami atau penggunaan bio insektisida. Namun, cara - cara ini selain dianggap mahal, juga belum memberikan hasil memuaskan seperti pada penggunaan pertisida kimia. Untuk itu, sebagai tahap awal menuju pertanian organik adalah pengendalian hama terpadu (PHT) dengan memberlakukan ambang batas ekonomi secara acuan penggunaan pestisida dalam mengendalikan serangan hama/penyakit. (Anonim, 2008).

§  Lingkungan areal penanaman.
Penanaman tanaman organik pada lahan yang tidak terisolasi dengan lahan nonorganik (memakai pestisida) akan menjadi sasaran inang hama/penyakit. Untuk itu, diperlukan sosialisasi dan penyampaian informasi yang lebih intensif, baik dalam bentuk penyuluhan ataupun pelatihan kepada pelaku agribisnis akan pentingnya kebersamaan untuk menuju pertanian organic (Anonim, 2009).

§  Hasil produksi.
Hasil produksi pertanian organik masih dibawah rata-rata penggunaan bahan kimia. Selain itu, produk organik biasanya di klaim berpenampilan kurang menarik, (Anonim, 2008).

§  Harga produk organik.
Saat ini produk organik masih dianggap produk eksklusif karena haganya lebih relatif mahal, walaupun produk organik menjanjikan kesehatan jangka panjang. Produk organik juga belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga masih ditemukan kesulitan dalam menjual. Untuk mengatasi hal tersebut, deperlukan percontohan-percontohan (demplot) budidaya sistem organik yang efisien dan ekonomis dengan hasil produksi bisa mengimbangi pertanian anorganik. Dengan biaya produksi yang tidak melambung tinggi, tentunya harga produk lebih murah sehinngga dapat dijangkau semua lapisan masyarakat. (Anonim, 2008).

§  Penyuluhan.
Informasi terbaru mengenai perkembangan pertanian organik perlu disebarkan, terutama teknik budidaya dan pengendalian (OPT). Instansi terkait seperti penyuluh lapangan sebagai sumber informasi, penghubung, dan pendamping petani mempunyai potenasi yang cukup besar dalam memberikan gaung. Pendekatan kepada petani harus terus dilakukan, terutama mengenai penggunaan pupuk kimia, yaitu sebaiknya diselingi atau didampingi dengan pupuk organik untuk efisiensi penggunaan pupuk kimia dan menjaga kesuburan tanah. (Anonim, 2009).

§  Mencegah dampak negatif.
Untuk kepentingan umum khususnya konsumen/masyarakat, pemerintah mempunyai wewenang mengatur dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah dampak negatif pemakain sarana produksi dari bahan sintetik (kimia) jangka panjang. Diperlukan usaha peningkatan kesadaran dan pengertian masyarakat serta para perencana dan pengambil kebijakan tentang peranan pupuk organik dalam pertanian yang berkelanjutan. Dengan langkah- langkah tersebut diharapkan sepuluh atau dua puluh tahun mendatang setelah tingkat kesuburan tanah dan lingkungan optimal maka produksi organik dapat dilakukan secara massal dengan skala besar. Dibutuhkan kesabaran dan waktu yang cukup lama untuk mewujudkan pertanian organik. Sebagai contoh, India dan Filipina membutuhkan waktu sekitar 22 tahun pemupukan organikterus menerus paada lahan padi untuk menghasilkan produksi padi yang standar (Anonim, 2009).




Adapun kendala pertanian tomat  organik dilapangan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Desa Jruek Bakreh Kecamatan Indra Puri Kabupaten Aceh Besar tersebut adalah sebagai berikut :
§  Teknik pembuatan bokashi.
Adapun kendala yang sangat utama dalam proses budidaya tomat organik yang ada didaerah tersebut adalah pembuatan bokashi yang masih tradisional sehingga hasil yang didapat juga tidak sesuai dengan kebutuhan. Solusi yang harus dilakukan adalah sebaiknya pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara pembuatan pupuk organik yang baik dan pemerintah memberikan subsidi baik itu dana maupun alat sehingga proses pembuatan pupuk organik ini dapat memenuhi kebutuhan pertanian organik tersebut.

§  Pemasaran.
Pemasaran yang belum optimal hanya dipasarkan dipasar-pasar biasa saja dengan harga yang relatif  lebih  rendah dari harga tomat organik yang sebenarnya,kemudian efisiensi harga yang belum stabil ini membuat para petani organik masih sulit dalam mengembangkan pertanian organik sehingga minat untuk bertani organik jadi bukan prioritas utama bagi para petani.

§  Sertifikasi.
Belum adanya sertifikasi yang benar-benar yang menyatakan produk tersebut organik sesungguhnya, sehingga para petani tidak bisa mengekspor produk pertaniannya karena belum ada badan yang menyatakan bahwa produk tersebut benar-benar organik. Sehingga para konsumen masih ragu apakah produk tersebut sudah organik atau semi organik







BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan Umum.
Dari hasil studi lapang yang telah kami lakukan yang berada diidesa Jruek Bakreh Kecamatan Indra Puri, Kabupaten Aceh Besar dapat disimpulkan sebagai berikut:
-          Studi lapang yang dilakukan tidak lain adalah untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa agar dapat mensingkronkan teori yang diperoleh di bangku kuliah dan di lapangan.
-          Studi lapang ini merupakan suatu kegiatan kunjungan akademik terperogram yang bergerak dibidang pertanian dengan kunjungan diberbagai intansi seperti swasta, pemerintah, perkebunan maupun terjun kemasyarakat yang berkaitan dengan permasalahan pertanian.
-          Banyak objek yang kami amati  meliputi: usaha untuk kegiatan pembibitan dan untuk tanaman selain pembibitan, kunjungan pada tanaman coklat organik dengan menggunakan tanaman sentang (Azadirachta excels) sebagai tanaman pelindung, mempelajari teknik pembuatan pupuk organik, mempelajari budidaya jamur tiram, mempelajari teknik budidaya tanaman hortikultura (tomat, terong, kacang panjang, mentimun) secara organik.

5.2  Kesimpulan Khusus.
-          Bokashi berasal dari bahasa Jepang yang artinya adalah perubahan secara bertahap. Istilah ini  untuk menjelaskan proses pembuatan bokashi melalui peragian dan penguraian atau pembusukan.
-          Manfaat bokashi untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman , sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani.
-          Adapun kendala pertanian tomat organik dilapangan didesa tersebut adalah sebagai berikut :
§  Teknik pembuatan bokashi.
§  Pemasaran.
§  Sertifikasi.

5.3   Saran.
Diharapkan pada semester yang akan datang, perencanaan untuk mata kuliah studi lapang ini diharapkan lebih sempurna, baik itu mengenai tempat yang akan dikunjungi, dan teknis pelaksanaannya serta struktur pembuatan laporannya.


Prasarana Teori     *Bambang* n Posting *Saiful*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar