Makalah Kewirausahaan
PROFIL BISNIS USAHA TANAMAN HIAS (Anggrek)
OLEH:
Kelompok 2
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Anggrek merupakan tanaman hias yang sangat populer karena memiliki jenis yang beragam dan biasanya dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti upacara keagamaan, hiasan dan dekorasi ruangan, ucapan selamat serta ungkapan dukacita maupun dukacita. Hongkong, Singapura dan Amerika Serikat merupakan negara yang cukup banyak meminta anggrek dari Indonesia karena memiliki keragaman serta ciri khas tersendiri sebagai bunga tropis. Hal ini menimbulkan tingginya minat masyarakat untuk memelihara dan mengelola tanaman anggrek sebagai tanaman komersil, karena peluang pasar di dalam dan di luar negeri yang masih terbuka. Anggrek merupakan sumber devisa potensial bagi negara di samping dapat menjadi sumber penghasilan bagi petani dan pendapatan asli daerah.
Sejalan dengan permintaan anggrek baik sebagai tanaman maupun sebagai bunga potong yang cukup besar, maka usaha peningkatan dan penganekaragaman produk anggrek menjadi sangat penting. Untuk memperluas pasar dan meningkatkan kemampuan bersaing di pasar dalam dan luar negeri, diperlukan teknologi untuk menghasilkan anggrek dengan warna yang beragam, bentuk yang menarik, dan tahan lama dengan harga yang relatif terjangkau.
Pengembangan usaha tanaman dan bunga anggrek yang berkualitas sesuai standar yang diminta pasar, diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, menambah devisa dan membuka peluang tumbuhnya industri sarana produksi, produk sekunder dan jasa transportasi.
BAB II
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
2.1 Profil usaha
Usaha budidaya dan perdagangan tanaman hias merupakan jenis usaha yang saat ini banyak terlihat, khususnya di daerah Bogor dan Jakarta Barat. Pola usaha yang mungkin ada adalah budidaya tanaman hias saja, pedagang tanaman hias saja, atau gabungan antara budidaya dan perdagangan tanaman hias. Pola yang kedua dan ketiga adalah pola yang banyak dilakukan oleh pengusaha tanaman hias. Mereka melakukan budidaya tanaman, pembesaran tanaman dan menjual tanaman tersebut ke konsumen. Selain itu, usaha jenis ini juga sering mendapatkan pesanan untuk pembuatan taman, baik untuk acara-acara tertentu maupun untuk perumahan dan perkantoran. Pengusaha tanaman hias pada umumnya tergolong dalam kelompok usaha mikro dan kecil. Hal ini terlihat dari modal usaha dan omzet penjualan yang dihasilkan Usaha tanaman hias ini dapat terdiri dari berbagai jenis tanaman. Diantaranya adalah tanaman hias besar, tanaman hias kecil, tanaman obat dan jenis rumput-rumputan.
Usaha tanaman hias ini pada umumnya dimiliki oleh perorangan. Pada umumnya usaha ini telah ada sejak 10 tahun yang lalu dan mengalami perkembangan dari tahun ke tahunnya. Motivasi pendirian usaha ini diantaranya adalah karena harga jualnya yang cukup baik, meneruskan usaha yang telah ada (usaha keturunan) ataupun karena hobi atau minat pemilik usaha. Para pengusaha tanaman hias pada umumnya melakukan kemitraan dengan petani, individu/perorangan, maupun industri. Kemitraan dengan petani yaitu dalam hal pengadaan bibit atau tanaman yang siap tanam. Kemitraan dengan perorangan yaitu dalam hal penjualan tanaman hias. Sedangkan kemitraan dengan instansi pada umumnya dalam hal pembuatan proyek taman atau landscape. Usaha tanaman hias yang dipilih pada kajian ini adalah jenis tanaman hias non bunga potong (hanya daun dan pohon). Sedangkan pola usaha yang diterapkan adalah kombinasi antara budidaya tanaman dan berdagang tanaman hias.
2.2 Pola Pembiayaan
Pola pembiayaan usaha tanaman hias dapat berasal dari pengusaha sendiri, kredit bank, ataupun berasal dari lembaga lain yang non bank (dengan mekanisme pencairan dana dan pembayaran kreditnya melalui bank). Proporsi pola pembiayaan ini bervariasi antar pengusaha. Ada yang 100% modal sendiri dan ada yang pola pembiayaannya menggunakan kombinasi antara modal sendiri dan kredit bank/non bank. Pada umumnya, di awal pendirian usaha, seluruh pendanaan berasal dari pemilik usaha, baik pribadi maupun patungan dengan mitra. Dalam perkembangannya, beberapa pengusaha berhasil mendapatkan kredit dari bank dan dari Dinas. Bank yang mengucurkan kredit untuk usaha tanaman hias adalah Bank Mandiri, sedangkan kredit yang berasal dari dinas yaitu Dinas Pertanian DKI Jakarta.
BAB III
USAHA TANAMAN REMAJA
3.1 Jenis Tanaman
Jenis anggrek yang umumnya digemari didunia anata lain :
Phalaenopsis sp ( Anggrek bulan ) Cymbidium
Anggrek Dendrobium sp
3.2. Dalam melakukan agribis anggrek segmen yang dapat dijual antara lain :
- bibit dalam botol
- bibit dalam pot ( kompot)
- seedling /tanaman muda
- tanaman remaja
- tanaman berbunga
Namun pada makalah ini khusus membahas tentang segmen usaha tanaman anggrek Phalaenopsis sp untuk tanaman remaja.
3.3. Syarat Tumbuh Phalaenopsis
· Intensitas matahari : 10 – 30 %
· Ketinggian : Dataran medium ( 500-700 dpl)
: Dataran tinggi ( > 700 m dpl)
· Suhu : siang dan malam 19 - 27
· kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
Tanaman remaja merupakan segmen lain bagi penganggrek untuk dijadikan peluang usaha. Tanaman remaja berasal dari anak semai dalam kompot yang dibesarkan selama beberapa waktu.
3.4 Cara budidaya anggrek untuk tanaman remaja
Banyak pengaggrek yang membeli kompot untuk dijadikan tanaman remaja atau yang sering disebut seedling. Kompot dibongkar dan tanaman dipisahkan satu per satu kemudian ditanam di pot individu yang berdiameter 6 cm atau 8 cm. Seedling sudah layak dijual bila sudah mencapai tinggi 10-12 cm dan sudah mempunyai 2-3 bulb. Untuk mencapai ukuran seedling tersebut diperlukan waktu antara 5-6 bulan sejak dipindahkan dari kompot.
Gambar 4. Seedling anggrek Phalaeonopsis
Gambar 5. Tunas yang tumbuh di atas bulb atau pot
Pembeli tanaman anggrek pada fase remaja adalah pengusaha anggrek dengan skala usaha menengah yang akan membesarkannya menjadi tanaman dara menjelang berbunga (blowming size). Dengan melakukan pembesaran ini maka dapat diperoleh nilai tambah yang cukup besar. Apabila dilakukan secara massal sehingga tingkat efisiensi pemeliharaannya cukup tinggi. Selain pengusaha anggrek skala menengah, pembeli lain dengan potensi yang besar adalah hobiis. Kelompok pembeli ini biasanya membeli seedling berbagai jenis selingan dengan harapan mendapatkan kultivar yang unggul. Biasanya mereka tertantang untuk memelihara tanaman anggrek dari ukuran kecil hingga menjadi esar dan berbunga. Dengan semakin meningkat jumlah hobiis anggrek maka akan semakin besar pula peluang pasar tanaman anggrek remaja.
a) Media tanam
Untuk membuka usaha anggrek pada fase remaja memerlukan lahan yang tidak terlalu luas. Di lahan tersebut dibuat selebar sekitar 1 m dan panjangnya disesuaikan dengan panjang lahan yang tersedia. Tinggi rak dibuat sekitar 65 cm dari tanah. Rak dapat dibuat dari bahan kayu dan kawat. Sebagai tempat penanaman digunakan antar lain :
- Pot mandiri dengan diameter 6 cm atau 8 cm.
- Untuk media tanam digunakan potongan sabut kelapa sebesar ibu jari orang dewasa.
- Cincangan pakis atau arang ukuran 1 cm.
b) Proses penanaman
Selanjutnya pot ditanami dengan anak semai dari kompot satu per satu. Sebaiknya digunakan pot plastik sehingga tanaman mudah dicabut tanpa ada akar yang rusak karena akar tidak menempel pada sisi pot. Bila menggunakan pot tanah maka saat tanaman dicabut banyak akar terluka, bahkan terputus karena daya lekatnya erat. Pot-pot diletakkan di atas rak dengan densitas 144 pot/m2 untuk pot yang berdiameter 8 cm. Deretan pot-pot ini diletakkan di bawah keteduhan net sebagai peredam cahaya dengan calculated sbed sebesar 65%.
c) Pemeliharaan
Tanaman disiram dengan air pupuk berkadar N tinggi dengan konsentrasi 1 g/1-2 kali sehari. Kira-kira setelah 6 bulan akan dihasilkan tanaman remaja dengan tinggi sekitar 15 cm dan telah “beranak” menjadi 2-3 bulb/pot. Dalam waktu 6 bulan, harga jual telah meningkat dua kali lipat dibandingkan saat masih dalam kompot. SedanGkan untuk pengendalian OPT diupayakan dengan mekanis.
BAB IV
ANALISIS USAHA
Analisis usaha produksi tanaman remaja dihitung berdasarkan beberapa asumsi berikut.
- Harga peralatan kebun Rp. 2.000.000,00 dan masa pakai 4 tahun
- Untuk satu kali produksi ( 6 bulan ) diasumsikan diproduksi 1.400 pot tanaman remaja dengan harga Rp. 4.000,00/pot.
1. Biaya
a. Biaya tetap
· Sewa green house 100 m2, 6 bulan Rp. 1.000.000,00
· Penyusutan peralatan perkebunan Rp. 250.000,00
· Tenaga kerja 2 orang, selama 6 Rp. 6.000.000,00
bulan @Rp. 500.000,00/bulan
· Biaya tidak teduga Rp. 2.300.000,00
Total biaya tetap Rp. 9.550.000,00
b. Biaya tidak tetap
· Bibit kompot 700 pot @ Rp.25.000,00 Rp. 17.500,000,00
· Pot plastik diameter 6 cm sebanyak 1.400
Buah @ Rp.3000, 00 Rp. 4.200.000,00
· Media Rp. 1.000.000,00
· Pupuk urea Rp. 1.000.000,00
· Pestisida Rp. 1.000.000,00
Total biaya tidak tetap Rp. 24.700.000,00
Total biaya = total biaya tetap + total biaya tidak tetap
= Rp. 9.550.000,00 + Rp. 24.700.000,00
= Rp. 34.250.000,00
2. Perhintungan keuntungan
a. Pendapatan = Produksi × Harga
= Rp. 6000 × Rp. 10.000,00
= Rp. 60.000.000,00
b. Keuntungan = Pendapatan – Biaya
= Rp. 60.000.000,00 - Rp. 34.250.000,00
= Rp. 25.750.000,00
3. Kelayakan usaha
a. BEP harga = Total biaya = Rp. 34.250.000,00
Total produksi Rp. 6000,00
= Rp. 5.708,00
BEP volume = Total biaya = Rp. 34.250.000,00
Harga Rp. 10.000,00
= 3.425 pot tanaman
Artinya, titik impas akan siperoleh pada harga Rp. 5.708,00 / tanaman atau volume produksi 3.425 pot tanaman.
b. B / C = Total Keuntungan = Rp. 25.750.000,00
Total Biaya Rp.34.250.000,00
= 0,75
Artinya, keuntungan yang diperoleh sebesar 75% dari biaya.
c. Payback Period = Total biaya × Waktu produksi
Total pendapatan
= Rp. 34.250.000,00 × 6 bulan
= Rp. 60.000.000,00
= 3,42 bulan
Artinya, modal akan kembali dalam jangka waktu 3 bulan 12 hari.
BAB V
PEMASARAN ANGGREK
5.1 Pemasaran
Konsumen pasar dalam negeri adalah penggemar dan pecinta anggrek, pedagang keliling, pedagang pada kios di tempat-tempat tertentu dalam kota, perhotelan, perkantoran, gedung-gedung pertemuan, pameran, pengusaha pertamanan, toko bunga, florist, pesta-pesta dan perkawinan.
Jalur pemasaran yang berlaku hinga saat ini dapat diilustrasikan sebagai beriku :
Pengusaha anggrek besar |
Pengusaha anggrek kecil - menengah |
Pengecer |
Konsumen dalam negeri negeri |
Skema jalur pemasaran tanaman anggrek
Gambar 6. Anggrek Phalaenopsis Siap Dipasarkan
Seperti usaha bidang lainnya, dalam pemasaran tanaman anggrek juga merujuk kepada 4 P marketing mix. Ke empat P tersebut yaitu product, price, place dan promotion
5.2 Kendala pemasaran
- Kendala pemasaran yang dihadapi oleh pengusaha tanaman hias adalah peningkatan harga jual tanaman hias yang tidak secepat peningkatan biaya produksi untuk budidaya tanaman. Misalnya peningkatan harga jual hanya 5-10%, tetapi peningkatan biaya produksi (media tanam) lebih besar dari peningkatan harga jual (bahkan dapat mencapai 50%). Untuk menyiasati hal tersebut, pengusaha melakukan kombinasi usaha antara budidaya tanaman, pedagang tanaman dan mengerjakan proyek pembuatan taman.
- Kendala lain adalah adanya pencurian oleh masyarakat karena lokasinya yang terbuka walaupun hal ini jarang terjadi. Selain itu, pengusaha perlu memperhatikan mekanisme pembayaran dari konsumen. Sedapat mungkin konsumen membayar secara tunai, kalaupun ditunda perlu didukung dengan dokumen-dokumen yang terkait.
- Hal penting lain yang harus diperhatikan oleh pengusaha dalam memasarkan tanaman hias adalah pengetahuan akan tanaman yang berkualitas bagus, transfer of knowledge pada karyawan, komitmen dan kepercayaan kepada petani dan karyawan, serta komitmen dan pelayanan kepada konsumen.
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil profil usaha tanaman hias ini adalah usaha tanaman hias yang dipilih pada kajian ini adalah jenis tanaman hias non bunga potong (hanya daun dan pohon). Sedangkan pola usaha yang diterapkan adalah kombinasi antara budidaya tanaman dan berdagang tanaman hias.
Anggrek merupakan tanaman hias yang sangat populer karena memiliki jenis yang beragam dan biasanya dipergunakan untuk berbagai keperluan.
Pengembangan usaha tanaman dan bunga anggrek yang berkualitas sesuai standar yang diminta pasar, diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, menambah devisa dan membuka peluang tumbuhnya industri sarana produksi, produk sekunder dan jasa transportasi.
DAFTAR PUSTAKA
- Agribisnis Tanaman Hias, F.Rahardi, Sri Wahyuni, Eko M. Nurcahyo, Penerbar Swadaya 1993
- Budidaya Tanaman Anggrek – Departemen Pertanian 1987, 63 hal.
- Merawat Anggrek , Sutarni M. Soeryowinoto, Penerbit Yayasan Kanisius, 87 hal.
- Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
BalasHapusmenyediakan Hormon STREPSON untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro