Total Tayangan Halaman

Rabu, 04 Januari 2012

Budidaya Jagung

Makalah Pengelolaan Tanaman Pangan


BUDIDAYA TANAMAN
JAGUNG (Zea mays. L.)


OLEH:
KELOMPOK I
ADAMI
LIZA NURUL HAYATI
MARDIANA
MUHAMMAD IQBAL LUBIS
SAIFUL MAHDI

UNSIAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2011BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.
Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada semakin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Jagung merupakan bahan dasar / bahan olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol, asam organik, makanan kecil dan industri pakan ternak. Pakan ternak untuk unggas membutuhkan jagung sebagai komponen utama sebanyak 51, 4 %.
















BAB II
BERCOCOK TANAM

2.1. SYARAT TUMBUH
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl.

2.2. SYARAT BENIH
         Benih sangat diperlukan ketelitian dalam memilih karena benih merupakan awal pertumbuhan sehingga menghasilkan hasil produk yang bermutu. Benih yang digunakan ada dua macam yaitu benih tanaman jantan yang nantinya akan dimanfaatkan serbuksarinya, dan benih tanaman betina yang akan dimanfaatkan tongkol untuk benih. Kebutuhan benih jantan adalah 3 kg/ha, sedangkan benih betina sebanyak 9 kg/ha.
Maka diperlukan syarat-syarat benih yaitu, antara lain:
Ø  Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda).
Ø  Daya tumbuh benih lebih dari 90%.
Ø  Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha.
Ø  Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).
Ø  Gunakan varietas benih yang telah mengalami perbaikan dan diakui oleh Pemerintah, belilah benih dari perusahaan benih.
Ø  Benih harus dari varietas yang cocok dengan kondisi setempat.
Ø  Hindari terjadinya kecambah yang jelek, serangan serangga, penyakit, burung dan hewan pengerat.

2.3. JARAK TANAM
            Jarak tanam sangat diperlukan agar tidak terjadi kompetisi antar tanaman dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman tersebut. Jarak tanam yang diperlukan yaitu:
Ø  Jarak antar bedengan 75 -80 cm
Ø  Jarak antar tanaman pada bedengan 20 -25 cm
Ø  Kerapatan yang dianjurkan 53.333 tanaman / ha


Gambar 1. Keragaan tanaman jagung manis umur 14 hari setelah tanam 


2.4. PEMUPUKAN




Waktu

Dosis Pupuk Makro (per ha)




Dosis POC
NASA

Urea (kg)

TSP (kg)

KCl (kg)

Perendaman benih
-
-
-

2 - 4 cc/ lt air

Pupuk dasar
120
80
25

20 - 40 tutup/tangki
( siram merata )

2 minggu
-
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram)

Susulan I (3 minggu)
115
-
55


-

4 minggu
-
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram )

Susulan II (6minggu)
115
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram )

Catatan :
Akan lebih baik pupuk dasar menggunakan SUPER NASA dosis ± 1 botol/1000 m2 dengan cara :
a)      Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 lt air (jadi larutan induk). Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
b)      Alternatif 2 : 1 gembor (10-15 lt) beri 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 m bedengan.

Gambar 2. Teknik Pemupukan ke Tanaman Jagung

2.5. TEKNIK PENANAMAN
1)      Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :
  • Tumpang sari ( intercropping ), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
  • Tumpang gilir ( Multiple Cropping ), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
  • Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ): pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
  • Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) : penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

2)      Lubang Tanam dan Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang).

3)      Perawatan Tanaman
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perwatan tanaman yaitu:
Ø  Penjarangan dan Penyulaman Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
Ø   Penyiangan Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
Ø  Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.
Ø  Pengairan dan Penyiraman Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

4)      Akibat Perawatan Tidak Tepat Waktu
Ø  Penyulaman
    Penyulaman yang tidak dilakukan atau dilakukan tetapi terlambat akan mengakibatkan populasi tanaman sudah banyak dan akan mempengaruhi tonase hasil panen.
Ø  Penyiangan
    Penyiangan adalah pembersihan rumput yang ada disekitar tanaman.  Tanaman harus bersih dari rumput karena dari hasil penelitian di lapang lahan yang banyak ditumbuhi rumput bisa menurunkan hasil sampai 30%.  Dibawah ini adalah tabel persentase rumput.


Gambar 3. Persentase Rumput disekitar Tanaman

Ø  Pembubunan
    Pembumbunan adalah menaikkan tanah diantara bedengan atauguludan dengan tujuan untuk mempekokoh batang tanaman karena banyak tertimbun tanah dengan pembbunan tanaman akan lebih tahan terhadap terpaan angin.


Ø  Pengairan
    Pengairan merupakan bagian yang paling vital dalam perawatan tanaman. Keterlambatan dalam pengairan dapat menurunkan hasil panen samai 1 ton per Ha.  Pengairan yang paling ideal dilakukan setiap 10 hari sekali, namun jika ketersediaan air tidak banak, minimal dilakukan secara tepat waktu sampai tanaman berumur 40 hst karena masa terebut adalah masa pertumbuhan vegetatif tanaman

2.6. HAMA DAN PENYAKIT
1.      Hama
v  Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala:
Daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian:
(1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman.
(2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan.
(3) Sanitasi kebun.
(4) semprot dengan PESTONA

v  Ulat Pemotong
Gejala:
Tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh.
Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera).
Pengendalian:
(1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman;
(2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam
      tanah);
(3) Semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.

2. Penyakit
v  Penyakit bulai (Downy mildew) 
Penyebab:
Cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab.
Gejala:
(1)   umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat,
warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih;
(2)   umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna
dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi;
(3)   pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua.
Pengendalian:
(1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan;
(2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan;
(3) cabut tanaman terserang dan musnahkan;
(4) Preventif diawal tanam dengan GLIO
v  Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum.
Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat.
Pengendalian:
(1) pergiliran tanaman.
(2) mengatur kondisi lahan tidak lembab;
(3) Prenventif diawal dengan GLIO

v  Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw.
Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang.
Pengendalian:
(1) mengatur kelembaban;
(2) menanam varietas tahan terhadap penyakit;
(3) sanitasi kebun;
(4) semprot dengan GLIO.

v  Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC.
Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar.
Pengendalian:
(1) mengatur kelembaban;
(2) memotong bagian tanaman dan dibakar;
(3) benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA

v  Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme.
Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang.
Pengendalian:
(1)   menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih;
(2)   GLIO di awal tanam.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

2.7. PANEN DAN PASCA PANEN 
1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.
2. Cara Panen
`           Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.

3. Pengupasan
Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.

4. Pengeringan
Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin pengering.

5. Pemipilan
Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.

6. Penyortiran dan Penggolongan
Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan.

       
(a)                                                             (b)
Gambar 4. (a) Jagung siap dipanen., (b) Hasil Jagung yang semprna
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan dari makalh ini, maka dapat disimpulkan tentang budidaya jagung bahwa:
  1. Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.
  2. Untuk syarat tumbuh, sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau.
  3. Syarat benih juga harus diperhatikan sampai tahap pemupukan dan pemeliharaannya.
  4. Dalam budidaya jagung, ada beberapa hama dan penyakit menyerang tanaman jagung, misalnya hama Lalat bibit, ulat pemotong dan penyakitnya antara lain Penyakit busuk tongkol dan busuk biji, Penyakit bulai (Downy mildew) , Penyakit bercak daun (Leaf bligh) dan Penyakit karat (Rust).













DAFATR PUSTAKA

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, ______., Jagung Bantul, Jalan
                 KH. Wahid Hasyim 210 Palbapang Bantul 55713.

___________, 2007., Teknis Budidaya Jagung, http://teknis-budidaya.blogspot.com,
                  [10  Februari 2011].
Ladangsastra, __________., Tips Pemecahan Masalah dalam Budidaya Tanaman
                  Jagung, http://www.ladangsastra.com, [10 Februari 2011].
Ideelok, ___________., Budidaya Tanaman Jagung, http://www.ideelok.com. [10
              Februari 2011].


Tidak ada komentar:

Posting Komentar