Total Tayangan Halaman

Selasa, 20 Desember 2011

Mata kuliah Pangan

Nama  : Saiful Mahdi
Kelas   : 02
Nim     : 0805101050075
I. PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Jagung sampai saat ini masih merupakan komoditi strategis kedua setelah padi karena di beberapa daerah, jagung masih merupakan bahan makanan pokok kedua setelah beras. Jagung juga mempunyai arti penting dalam pengembangan industri di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun industri pakan ternak khusus pakan ayam. Dengan semakin berkembangnya industri pengolahan pangan di Indonesia maka kebutuhan akan jagung akan semakin meningkat pula. Kebutuhan jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada semakin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita pertahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia.
 Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan.
1.2. Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membandingkan pertumbuhan pada bedeng A, B, C dan D berdasarkan perlakuan yang berbeda.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman jagung (Zea mays L.) berasal dari benua Amerika. Menurut Linnaeus dalam Warisno (1998), klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Divisio           : Spermathophyta
Subdivisio      : Angiospermae
Kelas             : Monocotyledonena
Ordo              : Graminae
Famili            : Graminaceae
Subfamilia     : Ponicoidae
Genus            : Zea
Species          : Zea mays L.
Suhu yang dikehendaki tanaman jagung berkisar antara 21ºC – 30ºC. Akan tetapi untuk pertumbuhan yang baik tanaman jagung khususnya jagung hibrida suhu yang optimal adalah  23ºC – 27ºC. Suhu sekitar 25ºC akan mengakibatkan perkecambahan biji jagung lebih cepat dan suhu tinggi lebih dari 40ºC akan mengakibatkan kerusakan embrio sehingga tanaman tidak jadi berkecambah. ( Anonymous,2007 )
Kondisi pH yang baik untuk pertumbuhan jagung hibrida berkisar antara 5,5 – 7,0 dan pH optimal 6,8 terutama pada saat berbunga dan pengisian biji. Curah hujan yang normal untuk pertumbuhan tanaman jagung yang ideal adalah sekitar 250 mm/tahun sampai 2000 mm/tahun. Jagung hibrida akan tumbuh dengan baik di daerah yang ketinggiannya lebih dari 5000 m di atas permukaan laut.
SYARAT PERTUMBUHAN                                                       .
            Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl. ( Anonymous,2010)
Bunga pada tanaman jagung terdiri dari bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah, sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol jagung. Biji jagung tersusun dalam janggel adalah tongkol yang dibentuk pada bunga betina setelah terjadi pembuahan terjadi perkembangan biji 7 hari sampai 10 hari, yang pertama perkembangannya lambat.
Jagung termasuk tanaman akar serabut yang terdiri dari tipe akar yaitu akar dan seminal, akar adventif dan akar udara, seminal tumbuh dari radikma dan embiro. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini dari buku paling bawah. Sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah. Akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih dari buku terbawah dekat permukaan tanah.
            Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung ligni
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Tanaman jagung sangat bermanfaat  bagi kehidupan manusia ataupun hewan, jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi, produksi jagung kini dapat dikonsumsi oleh manusia dalam bentuk penyajian, jagung merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung hidrat arang, yang dapat digunakan untuk menggantikan (mensubtitusi) beras.












III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1.  Tempat dan Waktu
Tempat  pelaksanaan praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan dengan komoditi tanaman jagung (Zea mays), di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh pada tanggal 19 Maret 2010.
3.2.  Alat dan Bahan
 Adapun alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum ini yaitu:
v  Alat :
-          Cangkul
-          Garu
-          Tali Rafia
-          Ajir
-          Gembor
v  Bahan :
-          Benih Kedelai
-          Pupuk Urea 300 gr/bedeng
-          Pupuk KCl 200 gr/bedeng
-          Pupuk SP36 250 gr/bedeng

3.3. Cara Kerja
1.      Diolah tanah dengan menggunakan cangkul.
2.      Dikur luas lahan sebesar 4m x 2,5 m kemudian di buat bentuk bedeng.
3.      Digemburkan tanah dengan menggunakan garu.
4.      Ditanam tanaman kedelai dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm.
5.      Dilakukan perawatan seperti pembersihan gulma, pembubunan atau pengemburan tanah dan penyiraman.
6.      Pemberian pupuk Urea 400 g (dua kali pemberian, minggu pertama awal penanaman sebanyak 200 g dan minggu ke-3 atau 30 hari sebanyak 200 g), SP36 530 g (awal penanaman) dan KCl 300 g (awal penanaman).
7.      Pemberian pupuk susulan (Urea 200 g) pada umur 30 hari setelah tanam.
8.      Melakukan pengamatan secara teratur, baik pengukuran tinggi tanaman, mengukur diameter batang serta menghitung jumlah daun.
9.      Pemanenan dan analisis berat tanaman sampel berklobot dan tanpa klobot.



























IV. HASIL PEMBAHASAN
4.1.Analisa Data
4.1.1.      Data Kelompok 1 Perlakuan C : Kedelai (Glycine max)
Sample
Minggu 1
Minggu 3
Minggu 4
TB
DB
JD
JC
TB
DB
JD
JC
TB
DB
JD
JC
1
7
0,3
4
-
17.5
0,4
9
4
27
0,5
16
5
2
8
0,3
4
-
24
0,4
8
3
34
0,5
19
6
3
5.5
0.3
4
-
14
0,4
6
-
18
0,5
14
4
4
7
0,3
4
-
18
0,3
6
2
26
0,5
16
4
5
8
0,3
4
-
23
0,4
7
3
32
0,4
14
5
6
5.5
0,2
4
-
23
0,3
6
3
26
0,6
14
5
7
7
0,3
4
-
17
0,4
6
-
29
0,5
11
4
8
8
0,3
4
-
24
0,4
9
4
32
0,6
15
4
9
6.5
0,2
4
-
20
0,4
8
2
26.5
0,7
14
2
10
6.5
0,2
4
-
17
0,4
6
-
28
0,6
11
3

Minggu 5
Minggu 6
TB
DB
JD
JC
TB
DB
JD
JC
35
-
24
5
35
0.7
24
5
35
-
22
7
35
1
22
6
21
-
15
4
22
0.7
15
4
31
-
22
5
31
1.2
22
5
33
-
26
6
33
0.9
26
6
26
-
22
6
26
1.3
22
6
33
-
17
5
33
1.2
17
5
35
-
21
5
35
1.2
21
5
35
-
20
5
35
1.4
20
5
33
-
14
4
33
1.2
14
4


Keterangan :
Ø  TB : Tinggi Batang (cm)
Ø  DB : Diameter Batang (cm)
Ø  JD : Jumlah Daun
Ø  JC : Jumlah Cabang
Ø  Berat sample kedelai keseluruhan adalah 750 gram
Ø  Jumlah kedelai + sample : 185 batang
Ø  Berat kedelai pipil basah : 320 gram

4.1.2.      Data Kelompok 2 Perlakuan D
v  DATA PENGUKURAN JAGUNG KELAS 2 KELOMPOK D PERLAKUAN TUMPANG SARI JAGUNG DAN KEDELAI
a.      JAGUNG
Sample
Minggu 1
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
Minggu V
TB
DB
JD
TB
DB
JD
TB
DB
JD
TB
DB
JD
TB
DB
JD
I
10
0,7
3
40
1
8
67
1,3
8
80
3,5
9
89
4
9
II
9
1,1
3
50
1,5
8
84
1,8
8
97
3,0
9
107
3,9
9
III
8
1,9
3
45
2,1
10
73
2,5
10
96
3,7
9
121
4,1
11
IV
11
1,7
3
51
2,0
8
93
2,3
9
104
3,5
9
130
4,0
10
V
6
1,2
3
43
1,7
9
70
1,8
10
86
3,2
9
92
3,9
10
VI
9
2,2
3
55
2,5
9
86
2,6
11
94
3,6
12
101
4,0
12
VII
10,5
1,7
3
70
1,8
10
101
2,0
10
117
3,5
9
126
4,0
11
VIII
9
1,1
3
68
1,9
9
92,5
2,2
10
96
3,6
12
83
4,0
10
IX
9
1,8
3
50
1,9
9
85
2,2
10
107
3,6
12
124
4,1
10
X
11,5
1,5
3
48
1,8
8
68
2,1
9
93
3,5
9
89
3,9
10

b.      KEDELAI
Sample
Minggu 1
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
Minggu V
TB
DB
JD
TB
DB
JD
TB
DB
JD
TB
DB
JD
TB
DB
JD
I
5
0,1
2
15
0,2
9
26
0,5
26
29
1,5
27
29
-
27
II
3,3
0,2
2
17
0,3
9
31
0,5
21
33
1,3
24
33
-
24
III
6
0,1
2
20
0,3
9
25
0,6
35
36
1,4
42
36
-
42
IV
7
0,2
2
18
0,4
9
31
0,6
21
33
1,5
27
35
-
27
V
6,5
0,2
2
23
0,2
9
46
0,6
26
30
1,5
29
31
-
29
VI
7
0,1
2
20
0,3
12
21
0,6
21
33
1,3
24
22
-
24
VII
7
0,1
2
18
0,2
9
33
0,5
33
35
1,5
36
33
-
36
VIII
6
0,2
2
19
0,3
12
30
0,6
30
45
1,6
33
31
-
33
IX
6,5
0,1
2
18
0,3
12
31
0,5
21
36
1,7
27
21
-
27
X
6
0,1
2
20
0,3
9
36
0,5
38
45
1,8
51
32
-
52

Keterangan :
Ø  TB : Tinggi Batang (cm)
Ø  DB : Diameter Daun (cm)
Ø  JD : Jumlah Daun (cm)

v  DATA HASIL PANEN KELOMPOK D KELAS 2
Ø  Berat total  sample dengan kelobot   : 1,8 kg
Ø  Berat total sample tanpa kelobot : 1,5 kg

a.      SAMPLE DENGAN KELOBOT
No Sample
PANJANG
DIAMETER
I
18 cm
4,7 cm
II
19 cm
4,7 cm
III
17 cm
4,6 cm
IV
19 cm
4,7 cm
V
16 cm
4,6 cm
VI
17 cm
4,3 cm
VII
18 cm
5 cm
VIII
19 cm
4,2 cm
IX
20 cm
4,3 cm
X
17 cm
4,2 cm


b.      SAMPLE TANPA KELOBOT

No Sample
PANJANG
DIAMETER
I
16 cm
3, 5 cm
II
18 cm
3,4 cm
III
15 cm
3,0 cm
IV
16 cm
3,0 cm
V
14 cm
3,5 cm
VI
16 cm
3,6cm
VII
16 cm
4,0 cm
VIII
17 cm
4,0 cm
IX
19 cm
3,7 cm
X
15 cm
3,6 cm

Berat sample kedelai keseluruhan adalah 400 gram
Keterangan :
-  Jumlah jagung + sample : 40 buah
-  Sample 10 buah
-  Jumlah kedelai + sample : 135 batang
-  Berat kedelai pipil basah : 2,0 on

DAFTAR PUSTAKA




1 komentar: